BACAKORAN.CO – Gerakan boikot, divestasi dan sanksi (BDS) terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel berimbas pada kinerja perusahaan.
Alami kerugian besar puluhan hingga ratusan miliar rupiah.
Seperti dialami PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA).
Pemegang merek Pizza Hut di Indonesia ini mencatat rugi bersih sebesar Rp97,7 miliar hingga akhir kuartal III tahun 2024.
BACA JUGA:8 Saus Halal Super Enak, Murah dan Bebas Afiliasi Israel, Kuy Saatnya Boikot ABC & Jawara!
Kerugian ini melonjak hingga 148,5 persen secara tahunan (yoy) dari periode yang sama pada 2023 yang tercatat sebesar Rp38,9 miliar.
Dalam laporan keuangannya, PZZA menyatakan kerugian ini dipicu oleh penurunan penjualan bersih sebesar 24,7 persen, menjadi Rp2,07 triliun pada September 2024 dari Rp2,75 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga September 2024, total aset PZZA juga menurun menjadi Rp2,16 triliun dari posisi akhir Desember 2023 yang mencapai Rp2,34 triliun.
Laporan terbaru menunjukkan jumlah gerai Pizza Hut di Indonesia menyusut sebanyak 20 gerai dalam sembilan bulan terakhir, dari 615 gerai pada akhir tahun lalu menjadi 595 gerai saat ini.
BACA JUGA:15 Rekomendasi Pasta Gigi Halal Bebas Afiliasi Israel, Aman Buat Keluarga, Pepsodent Boikot Dulu Ya!
Selain itu, jumlah karyawan perusahaan juga berkurang 371 orang, kini tersisa 4.651 karyawan dari sebelumnya 5.022.
Manajemen Sarimelati Kencana menyebutkan, gerakan boikot yang terus meluas telah mengakibatkan berkurangnya pengunjung di gerai-gerai Pizza Hut di Indonesia.
Direktur PZZA, Boy Ardhitya Lukito pada awal tahun mengakui boikot tersebut telah berdampak signifikan pada kinerja perusahaan.