Contohnya, seseorang yang merasa lebih baik secara ekonomi, pendidikan, atau jabatan kerap kali meremehkan mereka yang dianggap di bawah mereka.
Padahal, di mata Allah, kemuliaan seseorang ditentukan oleh takwa, bukan status duniawi.
UAS menjelaskan, Humazah adalah hinaan dengan lisan, sementara Lumazah adalah penghinaan dengan tindakan.
Perilaku ini tidak hanya merusak hubungan antarmanusia tetapi juga menjadi dosa besar yang dapat menghancurkan pahala kebaikan.
BACA JUGA:9 Adab Bertamu Saat Lebaran, Kuy Mempererat Silaturahmi dengan Berkah
Dalam ceramahnya, ia menekankan pentingnya menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain, terlebih jika penghinaan itu sampai menyebar melalui media sosial.
Beliau mengingatkan, ada orang yang merasa bisa bertindak sesuka hati karena merasa kaya atau berkuasa.
Padahal, harta dan jabatan itu tidak akan menyelamatkan mereka dari azab Allah.
Orang yang mengejek akan dimasukkan ke dalam wail, salah satu lubang neraka yang paling dahsyat.
BACA JUGA:6 Adab Minum Menurut Sunnah Rasulullah, Salah Satunya Tidak Bernafas, Kok Bisa?
Ia juga mengingatkan bahwa tindakan merendahkan orang lain, apalagi orang kecil yang tengah berjuang mencari nafkah, adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah.
Dalam pandangan Islam, semua manusia memiliki kehormatan yang harus dijaga.
Menurut UAS, orang yang suka mengejek seringkali memiliki penyakit hati.
Mereka merasa lebih baik, lebih kaya, atau lebih berkuasa daripada orang lain.
BACA JUGA:Anjuran dan Adab Memotong Kuku dalam Islam: Bagaimana Cara yang Sesuai dengan Sunah Rasulullah?
Namun, semua kelebihan itu tidak ada artinya di mata Allah jika digunakan untuk merendahkan sesama.