BACAKORAN.CO - Dalam Islam, memaafkan kesalahan orang lain adalah perbuatan mulia yang sangat dianjurkan.
Namun, muncul pertanyaan yang sering menjadi dilema, yaitu bagaimana jika kita telah memaafkan seseorang tetapi tetap memilih untuk menjaga jarak darinya? Apakah ini sesuai dengan ajaran Islam?
Ustaz Hanan Attaki memberikan pandangan yang menarik tentang konsep forgiven but not forgotten ini.
Ustaz Hanan Attaki menjelaskan bahwa Islam memperbolehkan kita memaafkan seseorang tanpa harus melupakan apa yang telah terjadi.
BACA JUGA:4 Rahasia Rezeki Berlimpah dan Doa Cepat Terkabul ala Ustaz Hanan Attaki, Mau Coba?
Dalam konteks ini menjaga jarak setelah memaafkan merupakan bentuk emotional boundaries atau batasan emosional yang juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Salah satu kisah yang menjadi landasan adalah peristiwa Nabi Muhammad SAW dengan Wahsyi bin Harb.
Wahsyi adalah pembunuh Hamzah, paman Nabi dalam Perang Uhud.
Setelah peristiwa Fathu Makkah, Wahsyi masuk Islam dan meminta maaf kepada Nabi atas kesalahannya.
asulullah menerima permohonan maafnya, tetapi dengan penuh kejujuran, beliau berkata, "Aku sudah memaafkan kamu, Wahsyi, tetapi jika memungkinkan, hindarilah bertemu denganku."
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Rasulullah telah memaafkan Wahsyi.
Perasaan beliau terhadap peristiwa tragis itu tidak dapat dihilangkan sepenuhnya.