"Seharusnya uang itu digunakan untuk kepentingan pendidikan siswa, bukan untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya langsung dengan proses belajar-mengajar," kata seorang orang tua lainnya.
Kekecewaan ini memunculkan permintaan kepada pemerintah dan dinas pendidikan terkait untuk menindaklanjuti kasus ini, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Kejadian ini juga menyoroti kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan dana di sekolah-sekolah negeri.
Orang tua berharap agar pemerintah, khususnya dinas pendidikan, lebih memperhatikan sikap pengelola sekolah dalam mengelola dana.
Agar tidak ada pihak yang dirugikan, terutama orang tua yang seharusnya mendapat akses pendidikan yang lebih baik tanpa harus dibebani biaya yang memberatkan.
Kehadiran pihak berwenang diharapkan dapat memberikan solusi yang adil.
Dan memastikan bahwa kebijakan pendidikan di sekolah-sekolah negeri tetap berpihak pada kepentingan siswa dan orang tua.
BACA JUGA:Makanan Bergizi Gratis Mulai Hari Ini, Ribuan Paket Dibagikan, Apa Saja Menu yang Diterima Siswa?
Tanpa adanya pungutan liar atau pungutan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah harus transparan dan adil, serta memperhatikan kondisi ekonomi orang tua siswa.
Masyarakat berharap agar pihak berwenang segera turun tangan untuk mengusut tuntas masalah ini agar kepercayaan orang tua terhadap sistem pendidikan tetap terjaga.