ISPA Misterius Serang Anak-anak di Tiongkok, Kemenkes Keluarkan Edaran Siaga

ISPA Misterius Serang Anak-anak di Tiongkok--

BACAKORAN.CO - -JAKARTA - Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah segera mengambil tindakan dengan merilis Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 pada tanggal 27 November 2023.

Surat edaran ini ditujukan kepada para pemimpin dalam bidang kesehatan, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan Kepala Puskesmas di seluruh Indonesia.

Dalam penjelasannya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, menyampaikan bahwa penerbitan surat edaran ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk menghadapi potensi penyebaran Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

BACA JUGA:Darurat Asap, Penderita ISPA Tembus 10.708 Orang

Langkah ini mencerminkan respons cepat dan tanggap dari pihak kesehatan pemerintah guna memitigasi risiko penularan penyakit pneumonia di seluruh wilayah Indonesia.

Lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau "undiagnosed pneumonia" pada anak-anak di Tiongkok dalam sebulan terakhir menarik perhatian dunia kesehatan.

Rumah Sakit Anak Beijing mencatat lebih dari 9.000 pasien dengan gejala demam, kelelahan, dan batuk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan peningkatan penyakit pernapasan, terutama menyerang anak-anak, yang pertama kali diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok pada 13 November 2023.

Meskipun awalnya belum diketahui penyebab pasti, WHO menyatakan bahwa Mycoplasma pneumoniae merupakan penyebab utama dari pneumonia misterius ini.

BACA JUGA:Asap Kepung Palembang! Udara Tak Sehat, Penyakit ISPA Meningkat. Terapkan Pakai Masker?

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, menegaskan agar masyarakat tetap waspada, terutama bagi yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae sebenarnya bukan fenomena baru, dan masa inkubasinya yang panjang membuat penyebarannya lebih lambat dibandingkan virus penyebab pandemi Covid-19. Tingkat fatalitasnya pun dinilai rendah.

Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran untuk meminta seluruh jajaran kesehatan di Indonesia siaga menghadapi penyebaran Mycoplasma pneumoniae. Meski demikian, Imran Pambudi menekankan agar masyarakat tidak panik.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI, Rina Triasih, menjelaskan bahwa Mycoplasma pneumoniae biasanya menyerang anak usia sekolah dengan gejala pneumonia yang cenderung lebih ringan.

BACA JUGA:Sungguh Terlalu, Proyek 5 Juta Set APD Covid-19 Dikorupsi, Nilainya Capai Rp3 Triliun

Namun, pada anak dengan daya tahan tubuh yang rendah, kondisinya bisa menjadi lebih serius.

IDAI mendesak peningkatan surveilans ISPA, khususnya pneumonia pada anak, dan fasilitas pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab pneumonia, termasuk Mycoplasma pneumoniae.

Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Pengurus Pusat IDAI, menyoroti bahwa pelacakan kuman penyebab pneumonia pada anak di Indonesia belum rutin dilakukan.

Masyarakat diminta untuk tidak panik, karena Mycoplasma pneumoniae bukanlah kuman baru, dan pneumonia yang disebabkannya bisa diobati dengan antibiotik.

BACA JUGA:Kasihan, Puluhan Balita Demam Tinggi Tim Medis Kewalahan, Siapkan Aula Seperti Penanganan Covid

IDAI menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan, mencuci tangan, menggunakan masker, memberikan ASI eksklusif, melakukan vaksinasi lengkap, dan memberikan vitamin A dosis tinggi sebagai langkah preventif.(*)

ISPA Misterius Serang Anak-anak di Tiongkok, Kemenkes Keluarkan Edaran Siaga

djarwo

djarwo


- -jakarta - melalui direktorat jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit telah segera mengambil tindakan dengan merilis surat edaran nomor: pm.03.01/c/4632/2023 pada tanggal 27 november 2023.

surat edaran ini ditujukan kepada para pemimpin dalam bidang kesehatan, termasuk kepala dinas kesehatan provinsi, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, direktur/kepala rumah sakit, kepala kantor kesehatan pelabuhan, dan kepala puskesmas di seluruh indonesia.

dalam penjelasannya, direktur jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit, maxi rein rondonuwu, menyampaikan bahwa penerbitan surat edaran ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk menghadapi potensi penyebaran mycoplasma pneumonia di indonesia.

langkah ini mencerminkan respons cepat dan tanggap dari pihak pemerintah guna memitigasi risiko penularan penyakit pneumonia di seluruh wilayah indonesia.

lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut () atau "undiagnosed pneumonia" pada anak-anak di dalam sebulan terakhir menarik perhatian dunia kesehatan.

rumah sakit anak beijing mencatat lebih dari 9.000 pasien dengan gejala demam, kelelahan, dan batuk.

organisasi kesehatan dunia (who) melaporkan peningkatan penyakit pernapasan, terutama menyerang anak-anak, yang pertama kali diumumkan oleh komisi kesehatan nasional tiongkok pada 13 november 2023.

meskipun awalnya belum diketahui penyebab pasti, who menyatakan bahwa mycoplasma pneumoniae merupakan penyebab utama dari pneumonia misterius ini.

direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular kemenkes, imran pambudi, menegaskan agar masyarakat tetap waspada, terutama bagi yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae sebenarnya bukan fenomena baru, dan masa inkubasinya yang panjang membuat penyebarannya lebih lambat dibandingkan virus penyebab pandemi . tingkat fatalitasnya pun dinilai rendah.

kemenkes telah mengeluarkan surat edaran untuk meminta seluruh jajaran kesehatan di indonesia siaga menghadapi penyebaran mycoplasma pneumoniae. meski demikian, imran pambudi menekankan agar masyarakat tidak panik.

ketua unit kerja koordinasi respirologi idai, rina triasih, menjelaskan bahwa mycoplasma pneumoniae biasanya menyerang anak usia sekolah dengan gejala pneumonia yang cenderung lebih ringan.

namun, pada anak dengan daya tahan tubuh yang rendah, kondisinya bisa menjadi lebih serius.

idai mendesak peningkatan surveilans ispa, khususnya pneumonia pada anak, dan fasilitas pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab pneumonia, termasuk mycoplasma pneumoniae.

piprim basarah yanuarso, ketua pengurus pusat idai, menyoroti bahwa pelacakan kuman penyebab pneumonia pada anak di indonesia belum rutin dilakukan.

masyarakat diminta untuk tidak panik, karena mycoplasma pneumoniae bukanlah kuman baru, dan pneumonia yang disebabkannya bisa diobati dengan antibiotik.

idai menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan, mencuci tangan, menggunakan masker, memberikan asi eksklusif, melakukan vaksinasi lengkap, dan memberikan vitamin a dosis tinggi sebagai langkah preventif.(*)

Tag
Share