BACAKORAN.CO - Pembullyan atau perundungan adalah perilaku yang tidak bisa diterima di lingkungan apapun, termasuk di sekolah. Namun, ternyata pembullyan tidak hanya terjadi di sekolah-sekolah biasa, melainkan juga di sekolah-sekolah internasional yang seharusnya memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi.
Dampak Pembullyan di Sekolah Internasional Bagi Korban
Salah seorang mantan siswa sekolah internasional di Indonesia, yang enggan disebutkan namanya, menceritakan pengalamannya menghadapi pembullyan di sekolahnya.
Menurutnya, pembullyan di sekolah internasional lebih “elegan” dari sekolah normal.
BACA JUGA:Anak Vincent Rompies Diduga Terlibat Kasus Bully di Binus Serpong School, Alasannya Bikin Netizen Syok!
Mereka lebih sering membully secara seluler atau daring daripada secara langsung di muka umum.
“Entah apa maksudnya. Mungkin agar guru tidak dapat ikut campur karena keikutsertaan guru pada masalah antar murid hanya dalam lingkungan sekolah saja.
Walaupun ya memang, sering juga guru menyinggung masalah murid di luar lingkungan sekolah,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa yang paling sering terjadi di sekolah internasional adalah omongan dari belakang. Istilahnya “fake friends”.
Ia dan teman-temannya sampai tidak tahu siapa yang benar-benar teman, siapa yang palsu.
Ia menyamakan situasinya dengan permainan Among Us, di mana ada impostor yang menyamar sebagai kru dan membunuh yang lain.
“Saya tidak menggeneralisasikan bahwa semua sekolah internasional seperti ini ya, tapi sepengalaman saya ini adanya. Sekian,” ujarnya.
BACA JUGA:Kasus Bullying Disundut Rokok yang Diduga Melibatkan Anak Artis VR, Begini Klarifikasi Binus Serpong School
Pembullyan di sekolah internasional bukanlah hal yang baru. Di berbagai negara, kasus-kasus pembullyan di sekolah-sekolah internasional juga sering terjadi dan menjadi sorotan media.
Misalnya, pada tahun 2024, sebuah kasus pembullyan di salah satu sekolah internasional di Serpong, Tangerang Selatan, menjadi viral di media sosial. Seorang siswa dipukuli dan disundut rokok oleh belasan seniornya, yang diduga merupakan anak-anak selebritas.
Pembullyan di sekolah internasional bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental korban, seperti stres, depresi, trauma, hingga bunuh diri.
Pembullyan juga bisa merusak reputasi dan kredibilitas sekolah, serta menimbulkan pertanyaan tentang kualitas pendidikan dan pengawasan yang diberikan oleh sekolah.
Untuk mencegah dan mengatasi pembullyan di sekolah internasional, diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara siswa, orang tua, guru, dan pihak sekolah.
Siswa harus berani melaporkan dan menolak pembullyan, serta memberikan dukungan kepada korban.
BACA JUGA:Ternyata Begini Kronologi Kasus Bully yang Melibatkan Anak Artis VR dan Geng Sekolah di Binus School Serpong
Orang tua harus memantau dan mendampingi perkembangan anak, serta memberikan bimbingan dan nasihat yang bijak.
Lebih Elegan! Pembullyan di Sekolah Internasional: Antara Fake Friends dan Among Us
djarwo
djarwo
- pembullyan atau adalah perilaku yang tidak bisa diterima di lingkungan apapun, termasuk di sekolah. namun, ternyata pembullyan tidak hanya terjadi di sekolah-sekolah biasa, melainkan juga di sekolah-sekolah internasional yang seharusnya memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi.
dampak pembullyan di sekolah internasional bagi korban
salah seorang mantan siswa sekolah internasional di indonesia, yang enggan disebutkan namanya, menceritakan pengalamannya menghadapi pembullyan di sekolahnya.
menurutnya, pembullyan di sekolah internasional lebih “elegan” dari sekolah normal.
mereka lebih sering membully secara atau daring daripada secara langsung di muka umum.
“entah apa maksudnya. mungkin agar guru tidak dapat ikut campur karena keikutsertaan guru pada masalah antar murid hanya dalam lingkungan sekolah saja.
walaupun ya memang, sering juga guru menyinggung masalah murid di luar sekolah,” katanya.
ia juga mengatakan bahwa yang paling sering terjadi di sekolah internasional adalah omongan dari belakang. istilahnya “fake friends”.
ia dan teman-temannya sampai tidak tahu siapa yang benar-benar teman, siapa yang palsu.
ia menyamakan situasinya dengan permainan among us, di mana ada impostor yang menyamar sebagai kru dan membunuh yang lain.
“saya tidak menggeneralisasikan bahwa semua sekolah internasional seperti ini ya, tapi sepengalaman saya ini adanya. sekian,” ujarnya.
pembullyan di sekolah internasional bukanlah hal yang baru. di berbagai negara, kasus-kasus pembullyan di sekolah-sekolah internasional juga sering terjadi dan menjadi sorotan media.
misalnya, pada tahun 2024, sebuah kasus pembullyan di salah satu sekolah internasional di serpong, tangerang selatan, menjadi viral di media sosial. seorang siswa dipukuli dan disundut rokok oleh belasan seniornya, yang diduga merupakan anak-anak selebritas.
pembullyan di sekolah internasional bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental korban, seperti stres, depresi, trauma, hingga bunuh diri.
pembullyan juga bisa merusak reputasi dan kredibilitas sekolah, serta menimbulkan pertanyaan tentang kualitas pendidikan dan pengawasan yang diberikan oleh sekolah.
untuk mencegah dan mengatasi pembullyan di sekolah internasional, diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara siswa, orang tua, guru, dan pihak sekolah.
siswa harus berani melaporkan dan menolak pembullyan, serta memberikan dukungan kepada korban.
orang tua harus memantau dan mendampingi perkembangan anak, serta memberikan bimbingan dan nasihat yang bijak.
guru dan pihak sekolah harus memberikan edukasi dan sanksi yang tegas terhadap pelaku dan korban pembullyan, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
pembullyan di sekolah internasional adalah masalah yang serius dan harus segera diatasi.
kita sebagai masyarakat harus bersikap tegas dan tidak diam terhadap pembullyan.
kita harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang bebas dari pembullyan.
kita harus menghargai dan menghormati perbedaan dan keberagaman yang ada di antara kita.
kita harus menjadi teman yang baik, bukan fake friends atau impostor.