Waspada! Ancaman DBD di Indonesia terus Meningkat,Apa faktor Penyebabnya?

Waspada! Ancaman DBD di Indonesia terus Meningkat,Apa faktor Penyebabnya?gbr.ilustrasi bacakoran--

BACAKORAN.CO - Demam berdarah dengue (DBD), penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, telah menunjukkan peningkatan kasus dan kematian di awal tahun ini. Masyarakat diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit ini.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus DBD hingga akhir Februari tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada minggu ke-8 atau akhir Februari 2024, tercatat setidaknya 15.977 kasus DBD dengan 124 kematian di seluruh Indonesia.

Sebagai perbandingan, pada Januari 2023, kasus DBD yang dilaporkan adalah 12.502 kasus dengan 101 kematian.

Menurut dr Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, fenomena alam seperti El Nino yang panas dan kering, diikuti oleh La Nina yang disertai hujan, berdampak pada perkembangan tempat perindukan nyamuk dan penetasan telur.

Hal ini menjadi faktor yang meningkatkan risiko penularan DBD.

“Siklus DBD memang tinggi pada Desember, Januari, dan Februari setiap tahunnya.

Jika dibandingkan dengan tahun 2022, kasus DBD pada Februari 2024 ini lebih rendah.

BACA JUGA:1 Meninggal Akibat Gigitan Nyamuk, Kasus DBD di Muara Enim Meningkat

Namun, jika dibandingkan dengan tahun 2023, kasusnya tahun ini memang lebih tinggi.

Peningkatan kasus demam berdarah ini juga terkait dengan curah hujan.

Tahun lalu masuk ke El Nino kering, sedangkan tahun ini masuk ke La Nina, yang berarti lebih banyak hujan,” jelasnya dalam konferensi pers di kantor Kemenkes RI, Selasa (5/3/2024).

Imran melaporkan bahwa case fatality rate akibat DBD paling tinggi di wilayah Jawa Tengah, yakni Salahtiga dan Kendal.

Oleh karena itu, ia mendorong setiap kabupaten di seluruh wilayah Indonesia untuk siap dalam menghadapi demam berdarah dengue.

Persiapan yang dilakukan meliputi mengingatkan masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan termasuk obat-obatan.

BACA JUGA:Waspada! Kasus Wabah DBD di Palembang Meningkat, 216 Orang Terjangkit dan 7 Meninggal Dunia...

“Hujan yang tidak teratur, seperti hujan sehari kemudian panas, kemudian hujan lagi selama 4 hari, justru membahayakan.

Karena tampungan air tidak tergantikan, nyamuk bisa bertelur di situ dan masih bisa menetas.

Lebih baik hujan deras, atau hujan setiap hari sehingga air tampungan terganti terus,” tambahnya.

Waspada! Ancaman DBD di Indonesia terus Meningkat,Apa faktor Penyebabnya?

djarwo

djarwo


- demam berdarah dengue (), penyakit yang ditularkan oleh nyamuk , telah menunjukkan peningkatan kasus dan kematian di awal tahun ini. masyarakat diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit ini.

data dari menunjukkan bahwa kasus dbd hingga akhir februari tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

pada minggu ke-8 atau akhir februari 2024, tercatat setidaknya 15.977 kasus dbd dengan 124 kematian di seluruh indonesia.

sebagai perbandingan, pada januari 2023, kasus dbd yang dilaporkan adalah 12.502 kasus dengan 101 kematian.

menurut dr imran pambudi, direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular kementerian kesehatan, fenomena alam seperti yang panas dan kering, diikuti oleh la nina yang disertai hujan, berdampak pada perkembangan tempat perindukan nyamuk dan penetasan telur.

hal ini menjadi faktor yang meningkatkan risiko penularan dbd.

“siklus dbd memang tinggi pada desember, januari, dan februari setiap tahunnya.

jika dibandingkan dengan tahun 2022, kasus dbd pada februari 2024 ini lebih rendah.

namun, jika dibandingkan dengan tahun 2023, kasusnya tahun ini memang lebih tinggi.

peningkatan kasus demam berdarah ini juga terkait dengan curah hujan.

tahun lalu masuk ke el nino kering, sedangkan tahun ini masuk ke la nina, yang berarti lebih banyak hujan,” jelasnya dalam konferensi pers di kantor kemenkes ri, selasa (5/3/2024).

imran melaporkan bahwa case fatality rate akibat dbd paling tinggi di wilayah jawa tengah, yakni salahtiga dan kendal.

oleh karena itu, ia mendorong setiap kabupaten di seluruh wilayah indonesia untuk siap dalam menghadapi demam berdarah dengue.

persiapan yang dilakukan meliputi mengingatkan masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (psn) dan mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan termasuk obat-obatan.



“hujan yang tidak teratur, seperti hujan sehari kemudian panas, kemudian hujan lagi selama 4 hari, justru membahayakan.

karena tampungan air tidak tergantikan, nyamuk bisa bertelur di situ dan masih bisa menetas.

lebih baik hujan deras, atau hujan setiap hari sehingga air tampungan terganti terus,” tambahnya.

Tag
Share