Jurus BI Melempem, Rupiah Terus Terperosok Makin Dalam, Bagaimana Selanjutnya?
Upaya BI menjaga stabilitas rupiah dengan menaikkan BI rate menjadi 6,25% belum berhasil membuat rupiah menguat, malah terus merosot pada penutupan perdagangan akhir pekan.--Unsplash/Mufid Majnun
Tercatat, dolar Australia, euro Eropa, dolar Kanada, dan franc Swiss masing-masing menguat sebesar 0,45 persen, 0,12 persen, 0,13 persen, dan 0,15 persen.
Hanya poundsterling Inggris yang mengalami pelemahan sebesar 0,01 persen.
BACA JUGA:Simak! 7 Jurus BI Agar Rupiah Tak Terus Anjlok, Selain Naikkan Suku Bunga Acuan 6,25%
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Malah Anjlok saat BI Rate Naik Menjadi 6,25%, Ini Biang Keroknya!
Analis pasar uang Lukman Leong menyatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi karena menurunnya prospek pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed).
Hal ini terjadi setelah data menunjukkan tekanan harga di AS yang masih meningkat, sehingga imbal hasil obligasi AS naik tajam.
"Investor mengantisipasi kemungkinan terjadinya kejutan kembali saat data inflasi AS PCE dirilis malam ini," tukasnya.
Sebelumnya, setelah menahan suku bunga acuan lima bulan beruntun di level 6 persen, BI akhirnya memutuskan menaikkan suku bunga acuan alias BI rate menjadi 6,25% atau naik 25 basis poin (bps).
BACA JUGA:Rupiah Terus Melemah, BI Siapkan Sejumlah Langkah Agar Kembali Bertenaga
BACA JUGA:Inflasi Terjadi Lagi, Nilai Rupiah Anjlok Jadi Rp16.175 Sore Ini, Kok Bisa? Penyebabnya Karena...
Naiknya BI rate untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak negatif yang mungkin timbul akibat risiko global yang memburuk.
Di mana, saat ini perekonomian global dihadapkan pada ketidakpastian dan cenderung mengalami perlambatan.
Tak hanya menaikkan suku bunga, BI pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2024 juga menetapkan tujuh kebijakan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Kebijakan tersebut meliputi peningkatan struktur suku bunga di pasar uang rupiah, penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas, dan penguatan strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas yang kompetitif.
BACA JUGA:BI Bongkar Biang Kerok Rupiah Anjlok hingga Tembus Rp16.000 per USD