bacakoran.co - truk overdemension/overload (odol) kembali meresahkan sebagian pengguna jalan karena melewati jalur yang tidak seharusnya.
bahkan truk odol kucing-kucingan dengan petugas, dishub (dinas perhubungan) sendiri malah salahkan pelindo yang tak beroperasi malam.
view this post on instagram
hal ini disebabkan pembukaan pos terpadu atau jalan masuk menuju kota, membuat para pengemudi truk odol nakal mengakalinya dengan lewat jalan "tikus".
seperti laporan warga dan viral di media sosial, truk odol melewati jalan sako yang notabene nya jalan kecil yang banyak dilalui masyarakat.
kepala bidang wasdalop dinas perhubungan (dishub) kota palembang, ak juliansyah mengatakan, truk odol masuk ke jalan - jalan kecil ini karena imbas ditutup nya jalur keluar/masuknya ke kota.
"karena ada petugas yang berjaga seperti di simpang kebun sayur (dishub), atau parameswara (polisi), maka mereka ini masuk ke jalan abi hasan, lewat yuka, sako, bahkan ada juga lewat parameswara hingga jalan kecil arah dari musi vi" sampainya juliansyah.
menurutnya petugas juga punya keterbatasan untuk mengawasi, karena kalau lewat pos terpadu maka dapat dilakukan putar balik kendaraan atau penindakan kalau dari pihak kepolisian.
namun, karena petugas juga sekarang juga disiagakan di terminal sako, jadi ketika ditemukan ada yang hendak melintas maka di putar balik.
"solusinya penting mulai dari jembatan timbang yang ada di kertapati yang sekarang pengelolaan nya di bptd wilayah sumsel," jelasnya.
sebab, kalau peran jembatan timbang berjalan, mestinya odol ini tidak bisa masuk kota.
"karena jelas, di jembatan timbang itu ada alat canggih ketika truk ini melewati pengecekan itu kalau odol sudah pasti tidak bisa lolos, apalagi sampai bisa masuk ke kota," ujarnya.
juliansyah juga menjelaskan masalah odol ini nampak tidak pernah selesai dan masyarakat juga tak banyak tau.
kalau dalam hal ini diperlukan peran semua stakeholder yang benar-benar tujuan untuk kepentingan masyarakat.
contohnya saja, kenapa odol masuk ke kota ini karena mereka ini ada pergudangan di tengah kota, seperti di depan kuburan kandang kawat.
penjagaan perlintasan yanxg dilalui odol--
ketika belum boleh masuk, mereka akan ke pergudangan ini dulu untuk kemudian mengejar masuk ke pelindo.
"disini juga persoalan nya, kenapa tidak mobil besar ini hanya operasional malam. balik lagi, karena pelindo tidak beroperasi malam" katanya.
karena kebanyakan masyarakat hanya tau nya ini hanya tanggung jawab pemerintah kota palembang saja.
padahal, jalan - jalan nasional, dan jalan provinsi, optimalisasi peran jembatan timbang.
belum lagi ada persoalan jam operasional pelindo disitu, kantong parkir truk besar ini sampai perlu pembangunan jalan lingkar khusus untuk truk - truk ini.
artinya untuk dapat mengatasi permasalahan ini perlu peran semua stakeholder yang berkaitan agar oprasional dapat berjalan semana mestinya.
"kalaupun pelindo tetap tidak dapat beroperasi malam, maka butuh pembangunan jalan khusus, ialah jalan lingkar sehingga truk besar ini tidak lagi masuk kota (ini pembangunan nya dari provinsi)," katanya.
bahan menteri perhubungan pun juga telah membahas soal odol khusus nya terkait peminjaman terminal karya jaya dan aal untuk kantong parkir kendaraan besar.
"selain fungsi untuk kantong parkir. kami minta usul ini kemarin kalau bisa jadi terminal barang saja, sehingga muatan truk besar ini nanti untuk masuk ke kota di angkut pakai mobil ps atau angkle sehingga tidak membahayakan," paparnya.
selain itu jam truk tidak boleh lewat mulai pukul 06.00 sampai 21.00 wib, mereka ini ada jam keluar, yaitu pukul 09.00-15.00 wib.
"maka pengendara khususnya roda dua penting untuk melakukan safety riding, mobil jangan di potong, karet mereka ada blank spot, dan jangan motong juga dari kiri," tukasnya.