Reporter: Ramadhan Evrin
|
Editor: Ramadhan Evrin
|
Senin , 15 Jul 2024 - 11:16
BACAKORAN.CO - Komoditas kakao menjadi penyumbang ketiga terbesar ekspor Indonesia.
Itu tak lain lantaran tanaman kakao ini sangat cocok dengan iklim Indonesia dan memiliki potensi peningkatan produksi.
Sayangnya, upaya peningkatan produksi dan perluasan lahan perkebunan kakao masih menghadapi sejumlah kendala.
Salah satunya yakni ketersediaan bibit.
BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Perkuat Sinergi bersama Direktur Pupuk Indonesia Kembangkan Potensi Pertanian Sumsel
BACA JUGA:Izin Dicabut OJK, Pinjol Pertanian Ini Dilarang Lakukan Semua Kegiatan Usaha
Di mana, Indonesia membutuhkan 800 juta bibit kakao.
Sedangkan saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar 2 juta bibit kakao.
"(Tanaman) Kakao membutuhkan 800 juta bibit, sementara kita (Indonesia) hanya memiliki 2 juta bibit," ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat rapat internal di Istana Kepresidenan.
Nah, fasilitas Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH) di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
BACA JUGA:Dikenal Sebagai Daerah Pertanian Ternyata Penduduk Miskin di OKU Timur Tak Sampai 10 %
BACA JUGA:Menteri Pertanian Gas Poll!.. 30 Persen Persoalan Bangsa Bisa Selesai, Eh...Kadis Pertanian Bilang Begini
Dengan fasilitas TSTH di Humbang Hasundutan, Luhut optimis Indonesia dapat menghasilkan bibit berkualitas tinggi melalui teknologi genomik atau rekayasa genetika.
"Jadi, program genomik bisa diterapkan di sini," terangnya.
Peluang Cuan Nih Gaes, Indonesia Butuh 800 Juta Bibit Bahan Baku Camilan Favorit Ini, Baru Tersedia 2 Juta!
Ramadhan Evrin
Ramadhan Evrin
bacakoran.co - menjadi penyumbang ketiga terbesar .
itu tak lain lantaran tanaman kakao ini sangat cocok dengan iklim indonesia dan memiliki potensi peningkatan produksi.
sayangnya, upaya peningkatan produksi dan perluasan lahan perkebunan kakao masih menghadapi sejumlah kendala.
salah satunya yakni ketersediaan bibit.
di mana, indonesia membutuhkan 800 juta bibit kakao.
sedangkan saat ini indonesia hanya memiliki sekitar 2 juta bibit kakao.
"(tanaman) kakao membutuhkan 800 juta bibit, sementara kita (indonesia) hanya memiliki 2 juta bibit," ungkap menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi (menko marves) luhut binsar pandjaitan saat rapat internal di istana kepresidenan.
nah, fasilitas taman sains dan teknologi herbal dan hortikultura (tsth) di humbang hasundutan, sumatera utara, dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
dengan fasilitas tsth di humbang hasundutan, luhut optimis indonesia dapat menghasilkan bibit berkualitas tinggi melalui teknologi genomik atau rekayasa genetika.
"jadi, program genomik bisa diterapkan di sini," terangnya.
fasilitas tsth di humbang hasundutan, lanjut luhut, sedang dipersiapkan untuk tahap kedua dan dijadwalkan selesai pada februari 2025 mendatang.
rencananya, presiden terpilih prabowo subianto akan meresmikan fasilitas tersebut pada maret 2025.
"mungkin presiden terpilih bisa meresmikan tempat ini (fasilitas tsth) pada bulan maret (2025), dan di situ juga ada hasil genomiknya yang bisa dilaporkan kepada presiden terpilih," tukasnya.