Limbah Ini Dulu Diinjak dan Dicacah, Kini Dipakai Pejabat Hingga Terlihat Cantik dan Gagah

Selasa 31 Oct 2023 - 08:07 WIB
Reporter : Dian Cahyani
Editor : Doni Bae

 

Rita mengaku, para anggota nya rata-rata sebelumnya merupakan Ibu Rumah Tangga yang tidak punya pekerjaan . M ereka menenun untuk mencari tambahan keperluan sehari-hari.

 

Terkadang, dia mempersilahkan anggota untuk membawa alat menenun ke rumah masing-masing dan dia hanya menerima setoran barang saat pekerjaan sudah selesai.

 

"Jadi sambil mengasuh dan mengurus keluarga, masih bisa menghasilkan uang," lanjutnya.

 

Rita menceritakan kalau profesi yang dijalaninya saat ini bisa "menggemukkan" tabungannya dan membantu ekonomi para anggota yang lain.  Perbulan, dia bisa menghasilkan puluhan juta rupiah.

BACA JUGA:10 Keutamaan Tahajud! Menjelma dalam Janji Allah Bagi Mereka yang Rajin Bangun Malam

 

Terlebih, saat datang bantuan dari PT Pertamina dia tak pernah kesulitan untuk memasarkan hasil produk nya .  "Bahkan kami selalu kewalahan karena banjir pesanan," katanya .

 

Dibandingkan dengan bisnis menenun songket yang dirintisnya sejak tahun 1996 , dengan menenun serat daun nanas hingga menjadi busana (fashion, red) empat tahun terakhir, menurutnya banyak kemajuan yang dirasakan.

 

Apalagi, kata dia usahanya mendapat dukungan Pertamina yang memberikan bantuan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) .

 

S aat ini kata Rita, anggota kelompoknya berjumlah 50 orang anggota pengrajin penyambung benang dan 10 orang penenun . Mereka tersebar di beberapa Kelurahan dan Desa di Prabumulih.

BACA JUGA:WAduh! Dampak Kabut Asap di Bandara Palembang, Penerbangan Jadi Terhambat...

 

Bersama anggota binaannya, Rita juga sering ikut pameran di Sumsel dan luar Sumsel .

 

B ahkan kain serat nanas produksinya akan menjadi salah-satu seragam di Pertamina Hulu Rokan (PHR) zona 4 dan selalu menjadi oleh-oleh saat Pertamina berkunjung ke berbagai daerah dan jadi incaran tamu saat datang ke Prabumulih.

 

Kain serat nanas yang dihasilkan anggotanya, juga selalu menjadi incaran tamu Pemkot Prabumulih dan menjadi ‘ buah tangan ’ Pemkot Prabumulih ketika berkunjung kemanapun.

 

S alah-satu anggota kelompok tenun , Zulfa (24) mengaku menjadi ketagihan menenun benang serat daun nanas menjadi kain.

BACA JUGA:Rahasia Sukses Membuka Bisnis, 9 Strategi Unik yang Membuat Orang Penasaran?

 

Ibu satu anak itu sejak Januari 2023 sudah menjadi penenun.  Dua hari sekali, dia menerima gaji Rp150 ribu untuk 2 meter hasil tenunan kain.

 

Saat pesanan lebih panjang, semisal 5 meter hingga 8 meter kain maka dia baru akan gajian di hari kelima.

 

"Tinggal dikalikan saja, 1 meter kain tenun itu, kami digaji Rp75 ribu per meter tergantung tingkat kerumitan," sebutnya.

 

Menurut Zulfa, pemasukan dari menenun kain jauh lebih tinggi dari bekerja memasang payet yang hanya digaji hampir separuh dari gajinya saat ini dengan waktu bekerja yang sama dari pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB.

BACA JUGA:Curi Perhatian Publik! Agus Anwar Ketiduran Saat Beraksi di Pademangan, Ternyata Ini Penyebabnya...

Kategori :