Rupiah Stagnan Kala Mayoritas Mata Uang Asia Menguat, Apa Penyebabnya?

Selasa 23 Jan 2024 - 16:48 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

BACAKORAN.CO - Rupiah mengalami stagnasi di level Rp15.637 per USD pada perdagangan hari ini, Selasa (23/1/2024).

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah pada level Rp15.656 per USD.

Adapun mata uang di kawasan Asia umumnya mengalami penguatan.

Beberapa di antaranya adalah won Korea Selatan yang naik sebesar 0,40 persen, peso Filipina yang menguat sebesar 0,20 persen, baht Thailand naik tipis 0,04 persen, dan ringgit Malaysia plus 0,07 persen.

BACA JUGA:Sikap The Fed Soal Pemangkasan Suku Bunga Buat Rupiah Bernasib Begini

Selanjutnya, dolar Singapura naik 0,24 persen, yen Jepang melonjak 0,34 persen, dan yuan China plus 0,26 persen.

Di sisi lain, rupee India turun tipis 0,03 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,07 persen.

Mata uang dari negara-negara maju juga ditutup kompak menguat terhadap dolar AS.

Poundsterling Inggris naik sebesar 0,23 persen, dolar Australia plus 0,36 persen, dan euro Eropa melejit 0,23 persen.

BACA JUGA:Sentimen AS dan China Bikin Rupiah Terkapar di Awal Pekan ke Level Rp15.637 per USD

Sementara itu, dolar Kanada menguat tipis sebesar 0,10 persen, dan franc Swiss melonjak 0,23 persen.

Analis pasar uang Lukman Leong, mencatat bahwa nilai tukar rupiah ditutup hampir datar dan berhasil pulih dari pelemahan awal terhadap dolar AS.

Tekanan terhadap rupiah, katanya, dipicu sikap investor di Asia yang menyambut positif berita kemungkinan stimulus dari pemerintah China.

Sementara Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, masih menguatnya dolar AS terhadap mata uang lain dipicu efek sikap pejabat The Fed yang menunjukkan tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuan.

BACA JUGA:Rupiah Dibuka Melemah Tipis di Awal Pekan, Sentimen Ini Jadi Pemicunya!

Kategori :