BACAKORAN.CO – Rupiah terus melemah, tak bertenaga menghadapi dolar Amerika Serikat (AS).
Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan dalam 4 hari beruntun, sejak Senin (22/1/2024).
Bahkan, pada penutupan perdagangan Kamis (22/1/2024), rupiah terperosok makin dalam, tembus Rp15.826 per USD.
Tekanan terhadap rupiah dipicu dolar AS yang menguat lantaran memudarnya harapan pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada Maret 2024.
BACA JUGA:Rupiah Tersungkur! Tembus Rp15.826 per USD saat penutupan perdagangan, Tertekan Sentimen Ini
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Makin Terperosok Pagi Ini, Apa Penyebabnya?
Selain itu, rupiah tertekan imbas dari adanya isu keretakan Kabinet Indonesia Maju yang makin santer jelang pelaksanaan Pilpres 2024.
Dimana sejumlah menteri di kabinet, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulayni diisukan mundur sehingga membuat gugup pelaku pasar.
Makin anjloknya nilai tukar rupiah langsung direspon Bank Indonesia (BI) yang mengambil langkah cepat untuk menenangkan pasar.
Yakni dengan melakukan intervensi ke pasar spot, pasar NDF domestik dan pasar surat utang.
BACA JUGA:Pelaku Pasar Khawatir Jelang Pilpres 2024, Rupiah Lanjut Melemah, Jadi Segini..
BACA JUGA:Keraguan Pasar Atas Sikap The Fed Buat Rupiah Terhempas ke Rp15.728 Pagi Ini
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto menyatakan, Bank Indonesia berada di pasar untuk menjamin agar keseimbangan permintaan dan penawaran valas tetap terjaga.
"Pelemahan rupiah masih dalam kendali," ujarnya .
Dikatakan, BI telah berjaga-jaga di pasar sejak perdagangan Rabu (24/1/2024), ketika rupiah menghadapi tekanan besar.