Perubahan iklim telah menyebabkan fluktuasi ekstrem dalam pola cuaca, termasuk musim kemarau yang lebih panjang dan intens.
Hal ini mengakibatkan penurunan debit sungai, mengecilnya cadangan air tanah, dan meningkatkan tingkat penguapan, semua faktor yang berkontribusi pada krisis air.
2. Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi yang cepat, terutama di negara-negara berkembang, menyebabkan peningkatan permintaan akan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, dan industri.
Keterbatasan sumber daya air tidak dapat menyesuaikan diri dengan laju pertumbuhan ini.
BACA JUGA:Guna Hadapi Krisis Iklim, Jhosep Stiglitz: Negara Miskin Butuh Bantuan Ekonomi Ramah Lingkungan
3. Pola Konsumsi Air
Pola konsumsi air yang tidak berkelanjutan, terutama di negara-negara maju, juga menjadi faktor penting.
Penggunaan air yang berlebihan dalam sektor industri dan pertanian tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan telah menyebabkan depleksi sumber air secara signifikan.
4. Degradasi Lingkungan
Kegiatan manusia seperti deforestasi, polusi air, dan urbanisasi yang tidak terkendali telah merusak ekosistem air alami.
Tanah yang rusak dan kualitas air yang menurun menjadi kendala serius dalam memenuhi kebutuhan air masyarakat.
BACA JUGA:Gempuran Israel Makin Menggila! Internet Mati di Gaza, Krisis Kemanusiaan Tak Didengar PBB
Dampak Krisis Air
Krisis air bukan hanya masalah ketersediaan air, tetapi juga mengakibatkan dampak serius terhadap kesehatan, ekonomi, dan stabilitas sosial.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain;