Inggris dan Jepang Sudah Terjun ke Jurang Resesi, Siapa Selanjutnya Bakal Nyusul?

Senin 19 Feb 2024 - 13:32 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

Menandakan bahwa warga AS menahan konsumsi setelah musim liburan.

Meski pasar tenaga kerja tetap kuat dengan tingkat pengangguran di bawah 4 persen selama 2 tahun berturut-turut.

Walau tidak disadari, AS bisa saja masuk ke dalam resesi.

Business Cycle Dating Committee di National Bureau of Economic Research menyatakan bahwa permulaan resesi bisa terjadi secara retroaktif, dengan penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan.

BACA JUGA:Tidak Ada Satu Pun di Pulau Jawa! Ini 10 Besar Provinsi Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Meskipun tidak ada aturan pasti, faktor lain yang dianggap mempengaruhi termasuk tingkat pengangguran yang tinggi, penurunan pendapatan, penurunan besar dalam pengeluaran, atau pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Philipp Carlsson-Szlezak, kepala ekonom global Boston Consulting Group, tidak memprediksi bahwa AS akan masuk ke dalam resesi tahun ini.

Menurutnya, tahun ini akan menjadi tahun dengan pertumbuhan yang lambat.

Meski kemungkinan resesi kecil, satu hal yang dapat menyebabkan AS masuk ke dalam resesi adalah jika Fed tidak memangkas suku bunga sama sekali tahun ini.

BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2023: Analisis dan Implikasi

Ini bisa berdampak buruk pada pasar keuangan dan memicu resesi.

Kategori :