Dalam menghadapi berbagai tantangan terutama terkait dengan subsidi, pemerintah akan melakukan kalibrasi atau evaluasi anggaran yang telah digunakan.
BACA JUGA:Dolar AS Hajar Mayoritas Mata Uang Asia dan Negara Maju, Rupiah Ditutup Rp16.175 per USD!
BACA JUGA:BI Bongkar Biang Kerok Rupiah Anjlok hingga Tembus Rp16.000 per USD
Namun, hingga saat ini pemerintah masih terus memantau dan belum dapat menentukan kapan penyesuaian anggaran subsidi akan dilakukan.
Dia hanya berharap agar konflik di Timur Tengah tidak berkepanjangan sehingga harga minyak mentah dapat kembali stabil sesuai dengan asumsi pemerintah dalam APBN 2024 sekitar US$ 82 per barel.
Pasalnya, terang Airlangga, dalam situasi seperti ini, tiga hal menjadi isu utama.
Yaitu tingkat suku bunga global, harga minyak dan logistik, serta suku bunga SBN.
BACA JUGA:Rupiah Tembus Rp16.000 per USD di Google, Begini Prediksi Pergerakan saat Pasar Dibuka Besok!
BACA JUGA:Ada Momen Ini, Warga Ramai-ramai Jual Dolar saat Rupiah Terus Anjlok!
“Kami melihat pertumbuhan ekonomi AS yang baik, serta inflasi yang relatif lebih baik meskipun tidak sebaik yang diprediksi," tukasnya.
Sementara itu, Jokowi menggelar rapat terbatas Bersama sejumlah menteri dan pejabat tinggi di Istana Kepresidenan.
Hadir Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Salah satu persoalan yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni anjloknya nilai tukar rupiah yang tembus Rp16.000 per USD.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, BI senantiasa aktif di pasar dan akan memastikan stabilitas nilai tukar rupiah.