Faktor ini didorong oleh kondisi keuangan yang memadai, selisih imbal hasil yang positif, dan mata uang yang lemah.
BACA JUGA:Jangan Sampai Boncos, 9 Tips Investasi Properti untuk Masa Depan yang Menguntungkan
Di sisi lain, Korea Selatan menarik investasi sebesar US$4,3 miliar, meningkat 73% yoy.
Di mana sektor perkantoran mendominasi investasi berkat fondasi yang stabil, tingkat ketidakterisian yang rendah, dan permintaan sewa yang kuat.
Selanjutnya, Singapura mencatat pertumbuhan investasi sebesar 14% yoy dengan investasi sebesar US$2,2 miliar.
Berkat alokasi modal ke aset ritel yang memiliki prospek sewa positif dan hasil investasi yang menguntungkan.
BACA JUGA:Mengapa Harus Memilih Investasi Properti? Begini Penjelasannya, Guys!
BACA JUGA:Harga Rumah Subsidi Naik, Jokowi Gratiskan PPN Pembelian Properti di Bawah Rp2 Miliar
CEO Asia Pacific Capital Markets JLL Stuart Crow, menyatakan, kuartal pertama mencerminkan berlanjutnya minat para investor di tengah fondasi ekonomi Asia Pasifik yang kuat dan peluang harga yang menarik di pasar.
“Beragamnya kelas aset," ungkapnya.
Secara keseluruhan, perkantoran tetap menjadi sektor yang paling aktif di seluruh Asia Pasifik walau mengalami penurunan volume investasi sebesar 1% yoy menjadi US$12,6 miliar.
Sementara itu, sektor logistik dan industri serta sektor ritel masing-masing mencatat pertumbuhan volume sebesar 36% dan 8% secara tahunan.
BACA JUGA:Peluang Besar : Investasi Properti Jamin Keuntungan Besar Bagi Para Pemiliknya
BACA JUGA:Investasi Properti, Jangan Taruh Telur Dalam Satu Keranjang
Di beberapa negara utama lainnya di kawasan ini, China mencatat investasi sebesar US$5,6 miliar, Australia US$3,0 miliar, dan Hong Kong US$0,7 miliar.