Namun, PTBA mencatat peningkatan kinerja operasional dengan produksi yang meningkat selama kuartal I 2024 menjadi 7,3 juta ton.
BACA JUGA:Korupsi Akuisisi Saham! Mantan Bos PTBA di Balik Jeruji, Kasus Semakin Meruncing
BACA JUGA:Kalah di Praperadilan, 2 Tersangka Kasus Skandal Akuisisi PTBA Segera Diseret ke Pengadilan
Angka itu naik 7% dari sebelumnya yang mencapai 6,8 juta ton.
Peningkatan produksi juga mengakibatkan peningkatan volume penjualan menjadi 9,7 juta ton atau naik 10% secara tahunan.
Dari total tersebut, sebanyak 3,8 juta ton diekspor, naik 4% secara tahunan.
"Terdapat peningkatan ekspor ke beberapa negara, termasuk India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan Malaysia," ujar Sekretaris Perusahaan PTBA, Niko Chandra, dalam pernyataan resminya hari ini, Rabu (1/5/2024).
BACA JUGA:Skandal Akuisisi PTBA, Kejati Sumsel Tahan Tiga Tersangka
BACA JUGA:Harga Batu Bara Memanas, Terus Melesat hingga Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang 2024
Namun, Niko menyatakan, PTBA menghadapi penurunan harga batu bara pada tiga bulan pertama tahun ini.
Dia menyebutkan, indeks harga batu bara Indonesian Coal Index (ICI-3) mengalami penurunan sebesar 21% secara tahunan menjadi US$78,9/ton dari sebelumnya US$100,44/ton.
Selain itu, rata-rata indeks harga batu bara di pasar Ice Newcastle juga mengalami penurunan sebesar 49% secara tahunan menjadi US$125,76/ton.
"PTBA terus berupaya memanfaatkan potensi pasar dalam negeri dan peluang ekspor untuk menjaga kinerja yang baik," tukasnya.