BACAKORAN.CO - Kementrian Agama (Kemenag) terus mengkritisi Garuda Indonesia dalam memberikan pelayanan pemberangkatan jamaah haji Indonesia tahun ini. Maskapai penerbangan berplat merah itu dinilai gagal menjalankan tugasnya.
Ini karena banyak masalah selama pemberangkatan yang berlangsung sejak 12 Mei ke Madinah. Sedikitnya ada 4 masalah yang membuat Kemenag menilai Garuda Indonesia gagal memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji Indonesia.
"Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan,” terang Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jakarta, Rabu (22/5).
Lanjutnya, menurut catatan Kemenag, ada sejumlah persoalan pada penerbangan jamaah haji Indonesia yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.
Pertama, kerusakan mesin pesawat. Kejadian ini terjadi di Embarkasi Makassar.
Sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan jemaah kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar UPG-05.
Jamaah haji Indonesia sujud syukur telah sampai sdengan selamat di Tanah Suci-kemenag-
"Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya,” terang Anna.
Masalah kedua, terkait keterlambatan penerbangan. Ontime performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk.
BACA JUGA:170 Hotel di Makkah tersebar di 5 Wilayah Ini Siap Tampung Jamaah haji dari Madinah
Kemenag mencatat, prosentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5%.
"Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” tukasnya.
Ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia juga meleset.
Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali.