Kasus Subvarian Covid “Meledak” di Singapura, Bagaimana di Indonesia? Simak Penjelasan Kemenkes!

Kamis 23 May 2024 - 14:34 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

Namun, belum ada indikasi bahwa subvarian KP.1 dan KP.2 lebih menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya.

BACA JUGA:Resmi Dilantik Jadi PM Singapura, Ini Jabatan yang Juga Dirangkap oleh Lawrence Wong!

BACA JUGA:Nahas! WNA Singapura Nyaris Diamuk Massa, Dituduh Menculik Anak, Hanya Imingi Permen...

"Belum ada indikasi, baik di global maupun di Singapura, bahwa dua subvarian ini lebih menular atau menyebabkan sakit yang lebih berat dibandingkan dengan varian lainnya," jelasnya.

Meski begitu, Pemerintah Indonesia tetap waspada terhadap penyebaran subvarian tersebut.

Menyusul cukup tingginya kasus Covid-19 yang terjadi di Singapura.

Pada periode 28 April hingga 4 Mei 2024, kasus Covid-19 di Singapura berjumlah 13.700.

BACA JUGA:Gokil! Mak-mak Makan Lesehan di Changi Airport Singapura dekat Waterfall Buatan, Sampai Bawa Cobek?

BACA JUGA:Ada-Ada Saja Kelakuannya! Viral Video Selebgram Una Dembler Meludahi Penonton di Konser Singapura

Lalu melonjak menjadi 25.900 pada periode 5-11 Mei 2024.

Selain itu, rata-rata kasus yang masuk rumah sakit di Singapura naik dari 181 kasus (minggu ke-18) menjadi 250 kasus (minggu ke-19).

Namun, rata-rata kasus harian di Unit Perawatan Intensif (ICU) tetap rendah, yakni 3 kasus (minggu ke-19) dan 2 kasus (minggu ke-18).

Sebagai negara tetangga, Indonesia telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi dalam menghadapi kemungkinan transmisi subvarian Covid-19 ini.

BACA JUGA:Flu Singapura di Indonesia Melonjak, Tembus 6.192 Kasus, Waspada Tertular saat Mudik Lebaran!

BACA JUGA:Kapal Dali yang Tabrak Jembatan Baltimore Berangkat dari China dan Berbendera Singapura, Ini Negara Tujuannya!

"Upaya yang telah disiapkan termasuk peringatan dini di rumah sakit untuk konversi tempat tidur, adanya tenaga cadangan, kesiapan perbekalan kesehatan seperti oksigen, obat-obatan, serta vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko," ujar Syahril.

Kategori :