BACAKORAN.CO – Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan bakal meningkatkan utang negara hingga 50 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Terkait hal itu, tim Prabowo pun angkat bicara.
Thomas Djiwandono, anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, dengan tegas membantah kabar tersebut.
Menurutnya, Prabowo tidak memiliki target untuk meningkatkan utang.
BACA JUGA:Ponakan Prabowo Bantah Maju Pilgub DKI Jakarta, Dapat Perintah Begini dari Pamannya!
BACA JUGA:Putusan MA Ubah Syarat Usia, Keponakan Prabowo Budisatrio – Kaesang Maju Pilkada DKI Jakarta 2024?
Prabowo akan tetap mematuhi batasan hukum terkait ukuran fiskal.
Dikatakan, pihaknya sama sekali tak membicarakan soal target utang terhadap PDB yang bukan menjadi rencana kebijakan formal.
Diskusi antara tim gugus tugas Prabowo-Gibran dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, terangnya, berfokus pada peningkatan pendapatan, peninjauan ulang pengeluaran, dan menyediakan ruang anggaran untuk program-program seperti makan siang gratis.
Thomas pun menyatakan defisit pada tahun 2025 akan tetap di bawah 3 persen dari PDB.
BACA JUGA:Kabar Program Makan Siang Gratis Kembali Mencuat, Prabowo Ganti Istilahnya Menjadi...
BACA JUGA:Lagi, Prabowo Tegaskan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8%, Kapan Tercapai?
"Penting untuk dicatat bahwa Prabowo dan timnya berbicara tentang kehati-hatian fiskal karena hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut," lanjutnya seperti dilansir dari reuters.
Dalam debat capres awal Januari lalu, Prabowo menyatakan tidak masalah jika utang luar negeri Indonesia mencapai 50 persen dari PDB.
Pernyataan ini keluar saat Prabowo menjawab pertanyaan panelis mengenai utang luar negeri dan kebijakan yang mungkin diambil untuk menghindari intervensi yang membuat utang bertambah.