BACAKORAN.CO - Dampak dari musim kemarau yang ada di indonesia, empat Kecamatan di Kabupaten Sumenep Mengalami Krisis Air Bersih.
Memasuki musim kemarau indonesia, warga di empat kecamatan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mulai merasakan dampak mengalami krisis air bersih.
Hal itu di sebabkan karena mengeringnya sumber air dan sumur-sumur yang ada di sekitar permukiman warga.
Informasi yang dihimpun dari Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Akhmad Taufik menerangkan, berdasarkan data yang masuk tercatat ada sekitar 57 desa yang berstatus kering langka serta 7 Desa berstatus kering kritis air.
BACA JUGA:Waspada! Musim Kemarau Tiba, 15 Hektar Lahan Gambut di Sumsel Terbakar Hebat...
"Desa-desa ini tersebar di empat kecamatan, di antaranya Batuputih, Rubaru, Pasongsongan, dan Talango. Artinya antisipasi kami dengan persiapan droping air bersih," Jelas Akhmad Taufik, pada Kamis 18 Juli 2024.
Taufik juga mengungkap, upaya lain yang dilakukan oleh BPBD adalah berkoordinasi dengan Dinas PUTR Sumenep untuk melakukan pengeboran sumber air di wilayah terarah yang mengalami kekeringan.
"Untuk tahun ini Desa Montorna ada pembangunan embung air," Tuturnya.
Disisi lain, Kepala Desa Badur Kecamatan Batuputih Atnawi mengungkap kekeringan yang terjadi di awal musim kemarau ini mulai meresahkan warga desanya karena sulitnya mencari sumber air.
BACA JUGA:Siaga! Puncak Kemarau Juli-Agustus, Kapan Suhu Panas Terjadi, Ini Ramalan BMKG!
"Jalan sekitar 1 kilometer kalau mau ambil air. Yang lebih parah itu di desa tetangga yang agak naik pegunungan. Lebih sulit di sana," Ungkapnya.
Atnawi berharap kepada pemerintah untuk terus memantau dampak dari kemarau yang terjadi di pelosok-pelosok desa.
"Kami siap untuk bersinergi dengan BPBD untuk proses droping air ke masyarakat," Ujar Atnawi.*