Starbucks menjadi perusahaan terbaru yang mengadopsi pendekatan tegas dalam kebijakan kembali ke kantor.
BACA JUGA:Starbucks Makin Terpuruk, Setelah Gerakan BDS dan Demo Karyawan, Kini Digugat atas Tudingan Ini..
BACA JUGA:Pencinta Starbucks? Ini Dia 7 Racikan Kopi Yang Rekomended, Tinggal Request ke Barista
Sejalan dengan tren di beberapa perusahaan besar.
Bulan lalu, CEO Amazon Andy Jassy menginstruksikan karyawan untuk bekerja dari kantor lima hari per minggu mulai Januari.
Meski Amazon sebelumnya mengizinkan kerja dari rumah dua hari dalam seminggu.
Dell Technologies pun mengumumkan karyawan yang memilih tetap bekerja dari jarak jauh tidak akan memenuhi syarat untuk promosi.
BACA JUGA:Harus Bangga , Kopi Indonesia Jadi Salah Satu Bahan Baku Starbucks dan Nescafe
BACA JUGA:Runtuhnya Raksasa Boeing: Utang Menggunung, Produksi Macet, hingga PHK Massal!
Sementara bank-bank di Wall Street memperingatkan kerja dari rumah bisa menghambat karier.
Namun, menurut perusahaan keamanan Kastle Systems, banyak kantor di kota-kota besar AS masih setengah kosong dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi.
Menariknya, beberapa perusahaan melihat kebijakan kembali ke kantor sebagai cara terselubung untuk mendorong pengunduran diri sukarela.
Survei dari BambooHR menemukan satu dari empat eksekutif mengakui harapan adanya pengunduran diri setelah kebijakan ini diterapkan.
Namun, sering kali justru pekerja berpengalaman yang mengundurkan diri karena kebijakan tersebut, membuat perusahaan kehilangan talenta berharga.
BACA JUGA:Industri Otomotif Ngadat, 3 Produsen Mobil Ternama Ini Lakukan PHK Massal
BACA JUGA:Cari Kerja Sulit, Perusahaan Ramai-Ramai PHK, Total Karyawan Diberhentikan Capai Segini!
Awal tahun lalu, puluhan pekerja korporat Starbucks menandatangani surat terbuka sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan kerja hybrid yang diterapkan perusahaan.