BACAKORAN.CO - Amerika Serikat dan Korea Selatan terus mendesak pasukan Korea Utara (Korut) untuk menarik pasukannya dari Rusia.
Hal tersebut disebabkan AS-Korsel menduga pasukan Korut akan dikerahkan untuk ikut berperang di Ukraina.
"Saya menyerukan kepada mereka [Korut] untuk menarik pasukan keluar dari Rusia," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin di Pentagon.
Austin mengatakan AS akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitranya, demi mencegah Rusia mengerahkan pasukan Korut dalam pertempuran.
BACA JUGA:Rusia Protes Keras! Jerman Buka Pusat Komando NATO di Laut Baltik
Meski demikian Kementerian Pertahanan AS menyebu ada "kemungkinan besar" Moskow akan tetap melakukannya.
Sementara itu Menteri Pertahanan Korsel, Kim Yong Hyun, meyakini pengerahan pasukan Korut ke Rusia bisa meningkatkan ancaman keamanan di Semenanjung Korea.
Korsel khawatir Pyongyang akan menerima transfer teknologi dari Rusia untuk mengembangkan persenjataan, termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua, dan satelit pengintaian.
Awal pekan ini, Kemhan AS mengatakan ada "sejumlah kecil" pasukan Korut yang telah dikerahkan di wilayah Kursk, Rusia, tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan darat sejak Agustus lalu.
BACA JUGA:Rusia Uji Kekuatan Rudal Nuklir Yars, Simbol Ketangguhan di Tengah Ketegangan Global
Menurut Duta Besar Ukraina untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Sergiy Kyslytsya, pasukan Korut sengaja diberikan seragam tentara Rusia untuk berbaur dengan unit minoritas agar tak terdeteksi.
Dia memperkirakan ada sekitar 12 ribu orang tentara Korut yang sedang dilatih di lima tempat di Rusia timur, mencakup 500 perwira dan tiga jenderal.
Sergiy juga memperkirakan ribuan tentara Korut itu akan ikut bersama tentara Rusia, untuk melawan pasukan Ukraina pada November.