Cadangan Devisa RI Pecahkan Rekor Sepanjang Masa, Jadi Modal Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga?

Rabu 08 Jan 2025 - 17:44 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

BACAKORAN.CO – Indonesia menutup tahun 2024 dengan capaian luar biasa, cadangan devisa mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, mencapai angka US$155,7 miliar.

Angka ini tidak hanya mencerminkan kekuatan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global, tapi juga memberikan peluang strategis bagi Bank Indonesia (BI) untuk memainkan kebijakan moneter yang lebih agresif di tahun 2025.

Kekuatan cadangan devisa menjadi perisai utama dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, terutama di tengah potensi guncangan pasar akibat dinamika global.

Terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), misalnya, memunculkan kekhawatiran akan kembalinya Perang Dagang 2.0, yang dapat memengaruhi aliran dana global.

BACA JUGA:BI Blak-blakan Biang Kerok Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$150,2 Miliar, Masih Aman?

BACA JUGA:Cadangan Devisa RI September Melorot, BI Klaim Masih Aman, Ini Biang Keroknya!

Berbekal cadangan devisa yang melimpah, Bank Indonesia berada pada posisi yang lebih kuat untuk mengendalikan dampak arus modal asing jangka pendek (hot money) agar tidak mengguncang perekonomian nasional.

Pemerintah pun terus memperkuat cadangan devisa dengan menawarkan global bond senilai US$3 miliar, yang diharapkan dapat menyuplai lebih banyak dolar AS ke kas negara, meski berasal dari utang luar negeri.

Kondisi Ekonomi Domestik Masih Lesu

Namun, meski cadangan devisa mencetak rekor, perekonomian domestik masih menghadapi sejumlah tantangan.

BACA JUGA:Cadangan Devisa RI Katrol Nilai Tukar Rupiah, Ditutup Menguat ke Rp16.275 per USD, Simak Penjelasan BI!

BACA JUGA:Cadangan Devisa Indonesia Mei 2024 Melejit, Tembus US$139 M, BI Ungkap Faktor Pendorong!

Tingkat suku bunga acuan yang tinggi membatasi peredaran uang, sehingga pertumbuhan kredit melambat.

Menurut data OJK, penyaluran kredit pada November 2024 hanya tumbuh 10,47% year-on-year, turun dari bulan sebelumnya sebesar 10,92%.

Sementara itu, inflasi mencatat rekor terendah dalam sejarah, menandakan permintaan domestik yang masih lesu.

Kategori :