Dolar AS Kian Perkasa, Hajar Rupiah Tersungkur ke Rp16.291, Data Ekonomi Ini Jadi Pemicunya!
Data ekonomi AS yakni imbal hasil treasury yang tinggi mendorong penguatan dolar AS hajar rupiah ke posisi Rp16.291 pada perdagangan Selasa (11/6/2024).--antara
Diperkirakan tidak ada perubahan kebijakan pada akhir pertemuan kebijakan dua hari The Fed yang berakhir pada Rabu (12/6/2024).
“Namun para pejabat akan memperbarui proyeksi ekonomi dan suku bunga mereka,” terang Ibrahim dalam publikasi risetnya.
BACA JUGA:Begini Cara BI Jaga Stabilitas Rupiah yang Terus Tertekan, Balik di Atas Rp16.200 per USD
BACA JUGA:Data Inflasi AS di Luar Ekspektasi, Bagaimana Nasib Rupiah Pagi Ini?
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penjualan eceran pada Mei 2024 diperkirakan meningkat dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 233,9 atau tumbuh 4,7 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).
Peningkatan ini, kata Ibrahim, menunjukkan perbaikan daya beli masyarakat dan efektivitas kebijakan ekonomi.
Terutama didorong oleh subkelompok minuman, makakan, sandang, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori.
Namun, secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan terkontraksi 1,0 persen sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat setelah Idulfitri.
BACA JUGA:Rupiah dan Mata Uang Asia Terkapar Dihajar Dolar AS, Sentimen Ini Jadi Pemicu!
Kontraksi lebih dalam tertahan oleh beberapa kelompok yang masih tumbuh positif, seperti suku cadang dan aksesori serta BBM.
Pada April 2024, IPR tercatat mencapai 236,3, mengalami kontraksi sebesar 2,7 persen YoY.
Namun tertahan oleh pertumbuhan positif di kelompok suku cadang dan aksesori serta BBM.
Secara bulanan, penjualan eceran tumbuh 0,4 persen.
BACA JUGA:Rupiah Pagi Ini Usai Libur Panjang, Lunglai ke Rp16.000 Saat Mata Uang Asia Perkasa, Ini Pemicunya!