Perubahan habitat dan pengecilan wilayah hidup memicu konflik antara manusia dan harimau Sumatera.
Harimau yang kehilangan habitat alaminya mungkin mendekati pemukiman manusia untuk mencari makanan, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan konflik.
Konfrontasi ini sering kali berakhir dengan tindakan negatif terhadap harimau, seperti pemburuan ilegal atau pemusnahan habitat secara sengaja.
3. Perburuan Ilegal dan Perdagangan
Perburuan ilegal dan perdagangan harimau Sumatera untuk keperluan pasar gelap adalah ancaman serius terhadap kelangsungan hidup mereka.
Bagian tubuh harimau, seperti tulang, kulit, dan gigi, menjadi barang dagangan yang dicari, terutama di pasar internasional.
Upaya untuk memberantas perburuan ilegal dan menghentikan perdagangan ilegal sangat penting untuk melindungi harimau Sumatera.
4. Fragmentasi Populasi
Fragmentasi populasi harimau Sumatera dapat menjadi indikator kepunahan yang signifikan.
Pembagian wilayah hidup mereka akibat deforestasi dan aktivitas manusia dapat mengisolasi kelompok harimau, membatasi kesempatan mereka untuk berkembang biak dan bertukar genetik.
Populasi yang terfragmentasi cenderung lebih rentan terhadap risiko kepunahan.
Mengenali indikator kepunahan adalah langkah penting, namun, upaya perlindungan dan konservasi juga perlu diperkuat untuk menyelamatkan harimau Sumatera.
Beberapa tindakan yang dapat diambil antara lain:
Konservasi Habitat:
Meningkatkan upaya konservasi hutan dan menghentikan deforestasi untuk mempertahankan habitat alami harimau Sumatera.
Pencegahan Konflik Manusia-Harimau: