Perbedaan Quick Count, Real Count dan Exit Poll dalam Hasil Pilpres 2024, Mana yang Lebih Akurat?

Senin 12 Feb 2024 - 19:18 WIB
Reporter : Deby Tri
Editor : Deby Tri

Quick count juga dapat memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan hasil resmi dari KPU, karena biasanya dilakukan pada hari yang sama dengan hari pemungutan suara.

Namun, quick count juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah:

Quick count tidak dapat menggantikan hasil resmi dari KPU, karena hanya bersifat prediktif dan tidak mengikat.

Quick count bergantung pada kualitas dan kredibilitas lembaga yang melakukan quick count, termasuk metodologi sampling, teknik pengambilan data, dan analisis statistik yang digunakan.

BACA JUGA:Jelang Pencoblosan Pemilu Serentak 2024, Bawaslu Petakan Kerawanan TPS, Ini Detailnya

Quick count dapat menimbulkan kebingungan atau konflik jika terdapat perbedaan hasil antara lembaga yang melakukan quick count.

2. Real Count

Real count atau hitung nyata adalah metode penghitungan suara secara nyata berdasarkan data perolehan suara yang diperoleh dari dokumen Formulir Model C1 Plano (catatan hasil penghitungan perolehan suara Pilpres) dari seluruh TPS.

Real count dilakukan oleh KPU melalui petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di setiap TPS5.

BACA JUGA:Bawaslu Siap Amankan Pemilu 2024: Jumlah TPS Dekat Posko Tim Pemenangan Jadi Perhatian Serius

Real count merupakan metode penghitungan suara yang paling valid dan resmi, karena menghitung seluruh suara yang masuk dari seluruh TPS tanpa menggunakan sampling.

Real count juga merupakan dasar untuk menetapkan pemenang Pilpres secara sah oleh KPU.

Namun, real count juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah:

Real count membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan quick count, karena harus menunggu seluruh TPS selesai menghitung dan mengirimkan data perolehan suara ke KPU.

BACA JUGA:Pemilu 2024: Cuaca Buruk Pengaruhi Partisipasi Pemilih WNI di Jerman, Ternyata Hanya 2 Ribu yang Coblos!

Real count dapat terganggu oleh faktor-faktor teknis, seperti kesalahan penghitungan, kerusakan dokumen, atau gangguan jaringan.

Kategori :