Subsidi berbasis barang tetap diberikan, namun dengan penyesuaian jumlah agar lebih tepat sasaran.
BACA JUGA:Tragis! Truk Tangki BBM Kecelakaan Beruntun Lalu Terbakar, 52 Orang Tewas, Begini Kronologinya!
Dampak dan Tantangan
Analis Senior dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P. Sasmita, menyatakan jika harga Pertalite (RON 90) dan Solar dapat melonjak jika subsidi dilepas sepenuhnya.
Estimasinya, harga Pertalite bisa mencapai Rp13.000-Rp14.000 per liter, sementara Solar naik sekitar 20%—30% dari harga saat ini.
“Kalau harga Pertalite dilepas sesuai mekanisme pasar, dampaknya bisa signifikan. Untuk Solar, kenaikan bisa mencapai Rp8.000—Rp9.000 per liter," jelas Ronny seperti dilansir dari bloombergtechnoz.
BACA JUGA:Pengemudi Ojol Bisa Beli BBM Pertalite dengan Tarif Khusus, Kapan Mulai Berlaku?
Peralihan Bertahap sebagai Solusi
Ronny menyarankan agar peralihan subsidi dilakukan secara bertahap guna meminimalkan dampak pada masyarakat.
"Jika subsidi dicabut langsung, risikonya besar. Lebih baik dinaikkan secara bertahap, misalnya Rp500 setiap enam bulan. Dalam tiga hingga empat tahun, masyarakat bisa beradaptasi tanpa terlalu terasa dampaknya," tuturnya.
Ia pun mengingatkan bahwa pandangan pemerintah soal subsidi hanya untuk masyarakat miskin perlu dipertimbangkan lebih matang.
BACA JUGA:Usai Isi BBM Puluhan Sepeda Motor Mogok, Polisi 'Segel' Pompa SPBU Patih Galung
Kalangan menengah yang kehilangan akses BBM bersubsidi bisa terdorong menjadi tidak mampu jika harga energi melambung tinggi.