Dijelaskannya, kebocoran data yang beredar di medsos tidak berasal langsung dari BPJS Ketenagakerjaan.
BACA JUGA:Informasi Terkini Layanan Keimigrasian Terdampak Gangguan Sistem PDN Down, Apa Sudah Kembali Pulih?
BACA JUGA:Sistem PDN Down, Antrean Penumpang Pesawat Mengular di Loket Layanan Keimigrasian Bandara Soetta!
Hal ini berdasarkan hasil investigasi sebelumnya serta investigasi ulang yang dilakukan pada Juni 2024.
Namun, Oni menegaskan BPJS Ketenagakerjaan akan terus melakukan investigasi dan langkah-langkah preventif untuk memperkuat sistem keamanan teknologi informasi terhadap potensi gangguan data. Langkah-langkah pencegahan ini termasuk meningkatkan proteksi dan ketahanan sistem.
Apa yang dilakukan itu sebagai bentuk komitmen BPJS Ketenagakerjaan mengelola seluruh data pribadi peserta dengan baik dan aman.
Seperti diketahui, pada Maret 2023, seorang peretas bernama Bjorka mengklaim telah memperoleh data BPJS Ketenagakerjaan.
BACA JUGA:Waduh! Data KAI Diduga Bocor Diserang Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Dalam Bentuk Ini..
BACA JUGA:6 Langkah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan di Atas Rp10 Juta Secara Online, Pahami Yuk!
Berjudul "BPJS KETENAGAKERJAAN INDONESIA 19 MILLION", data hasil peretan dijual seharga $10.000 dalam bentuk Bitcoin di situs BreachForums pada 12 Maret 2023.
Bjorka mengklaim data sebesar 5 GB atau 1 GB terkompresi ini berasal dari peretasan pada Maret 2023.
Data yang diretas mencakup nama, email, nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, tempat kerja, dan lainnya.
Bjorka juga melampirkan 100.000 sampel dari klaim 19 juta data yang diretas.