Dan di dalam rekaman voice note tersebut tersirat bahwa dirinya mengalami perundungan selama menjalankan program tersebut.
dr. Risma juga mengatakan bahwa dia merasakan kesakitan pada bagian tubuh seperti punggung dan ia pun mencerahkan isi hatinya kepada ayahnya yang menarasikan bahwa adanya dugaan eksploitasi dari dokter senior Undip.
Dari beredarnya voice note tersebut bisa dilihat bahwa adanya dugaan perundungan dan eksploitasi yang dilakukan oleh dokter senior yang ada di RSUD Dr Kariadi, dan mendiang dr. Aulia menerangkan bahwa dirinya dipaksa untuk mau kerja rodi di rumah sakit tersebut.
Ini Isi Voice Note yang diduga merupakan suara dr. Aulia Risma Lestari yang beredar luas.
"Nggak pah, tiap aku bangun tidur itu pah badannya sakit semua punggungnya sakit semua. Bangun harus pelan-pelan kalau nggak pelan-pelan aku nggak bisa bangun, aku aja tadi mau minum susah di bangsal minum gak bisa akhirnya aku minta tolong customer service (CS). Terus akhirnya aku kasih uang rp50.000, aku minta nitip minum buat dia dibelikan minum, karena kan aku nggak boleh ke kantin ke minimarket sama sekali pah. Pah bener-bener Ya di sini tuh programnya kacau-kacau pah, aku tanya teman-teman yang di Universitas Sebelas Maret (UNS) itu nggak 24 jam pah, aku nggak tahu aku bisa apa enggak pah" jelas suara yang ada didalam Voice Note yang diduga suara dari mendingang dr. Aulia Risma Lestari.
BACA JUGA:Pendaftaran Khofifah – Emil Resmi Diterima KPU Jatim, Risma Masih Sibuk Cari Pendamping!
Sebelumnya diketahui kabar duka mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) telah mengundang keprihatinan luas.
Anggota Komisi X DPR, Rahmad Handoyo, menyayangkan peristiwa ini, terlebih karena disebabkan oleh perundungan yang dialami mahasiswi tersebut.
Perundungan di dunia pendidikan dokter spesialis di Indonesia bukanlah isu baru.
Menurut Rahmad, kasus ini mencerminkan bahwa belum ada perubahan signifikan dalam menangani masalah perundungan di lingkungan pendidikan dokter spesialis.
"Sangat disayangkan dan memprihatinkan sekali terjadinya kasus bunuh diri peserta sekolah dokter spesialis di UNDIP. Ini membuktikan tidak ada perubahan dan terus terjadi perundungan yang dilakukan dunia pendidikan dokter spesialis di Indonesia," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/8/2024).
BACA JUGA:PM Thailand Srettha Thavisin Dicopot dari Jabatannya, Ini Pelanggaran Berat yang Dilakukan!