BACA JUGA:Buntut Panjang Isu Kasus Gratifikasi Jet Pribadi, Kaesang : Saya Nebeng Pesawatnya Temen Saya
Masih pada kesempatan yang sama, Qohar menyatakan pihaknya juga masih mendalami kepastian kapan transaksi penyuapan itu terjadi.
"Tentu transaksi itu, ya, sedang kami dalami apakah seluruhnya sebelum putusan atau setelah keputusan. Karena dokumen yang sangat tebal, data-datanya banyak, kami nggak cukup waktu dalam dua jam selesaikan ini satu per satu," imbuh Qohar.
Sebelumnya,Tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya terpaksa harus menjalani pemeriksaan di Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Timur setelah ditangkap terkait dugaan suap dan gratifikasi.
Ketiga hakim tersebut, Heru Anand, Mangapul dan Damanik, merupakan majelis hakim yang memutuskan perkara anak mantan anggota DPR RI, Gregorius Ronald Tanur, yang didakwa menganiaya dan membunuh kekasihnya, Din.
Penangkapan ini dilakukan pada Rabu sore, setelah muncul desas-desus mengenai keterlibatan ketiga hakim dalam praktik korupsi.
BACA JUGA:Gregorius Ronald Tannur Anak DPR Divonis Bebas oleh Hakim Terkait Kasus Tewasnya Dini...
Sekitar pukul 10 pagi, kabar mengenai Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencuat, namun KPK membantah adanya penggerebekan di Pengadilan Negeri Surabaya.
Hingga sore hari, Kejaksaan Tinggi Jatim menggelar konferensi pers untuk memberikan penjelasan terkait penangkapan ini.
Ketiga hakim tiba di kantor Kejati secara bergantian, dimulai dengan Heru Anand diikuti oleh Mangapul dan Damanik.
Mereka kompak mengenakan masker dan enggan memberikan komentar saat memasuki area kantor Kejati.
BACA JUGA:Edward Tannur di Nonaktifkan dari Komisi IV DPR RI, Setelah Anaknya Ronald Aniaya Dini Hingga Tewas
Penangkapan ini pun menarik perhatian media yang ramai berkumpul untuk meliput kejadian tersebut.
Kepala Kejaksaan Jawa Timur, Mia Amiati, mengkonfirmasi bahwa penangkapan ini berkaitan dengan dugaan gratifikasi dalam penanganan perkara Gregorius Ronald Tanur.