Tahun Masehi dimulai pada bulan Januari, diambil dari Dewa Janus yang memiliki dua wajah.
Tanggal 1 Januari dipilih sebagai hari pertama tahun sebagai penghormatan kepada Dewa Janus.
Awalnya hanya digunakan oleh Romawi, tetapi setelah Kristen menjadi agama resmi.
BACA JUGA:Keajaiban Wali Songo Menyebarkan Islam di Tanah Jawa, Yuk Kita Lihat Karomah yang Dimilikinya!
Sistem penanggalan ini diadopsi, dengan tahun kelahiran Yesus Kristus sebagai tahun baru.
Pergantian tahun menjadi penting secara religius pada abad pertengahan, mengakui hari Natal dan Paskah.
Tradisi perayaan malam tahun baru semakin berkembang, melibatkan simbol- simbol agama Kristen, Yahudi, dan Majusi.
Dalam pergantian tahun ini, simbol lonceng( Kristen), terompet( Yahudi), dan kembang api (Majusi)
Turut berperan, menunjukkan adanya tiga perayaan agama secara bersamaan.
BACA JUGA:Khusus Buat Istri! Peran Wanita dalam Islam: Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban
BACA JUGA:Fiqih Islam, Larangan Meremehkan Kebaikan Orang Lain Sesama Muslim
Namun, bagi seorang Muslim, pertanyaannya apakah layak terlibat dalam perayaan yang sejarahnya tidak berasal dari ajaran Islam?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Surah Ali Imran ayat 102).
Ini menjadi pertimbangan kritis yang tidak dapat diabaikan.***